Posts from the ‘Obat’ Category

Apakah aturan “belum lima detik” pada makanan masih berlaku?



Apakah aturan "belum lima detik" pada makanan masih berlaku?

 

“Ups! Belum lima menit.” Anda pasti sering mendengar kata-kata itu saat seseorang menjatuhkan makanannya dan mengambilnya kembali. Pernahkah Anda melakukannya? Mungkin dengan aturan yang berbeda, bukan lima menit, tetapi lima detik? Benarkah makanan Anda aman untuk dikonsumsi jika jatuh tak lebih lama dari lima detik? Para ilmuwan memberikan jawabannya.

Para peneliti di Manchester Metropolitan University meneliti pasta yang dimasak, daging ham, sebuah biskuit, dan roti dengan selai, dan buah kering. Makanan-makanan itu kemudian dijatuhkan ke lantai dengan jangka waktu berbeda-beda. Produk-produk ini dipilih karena merupakan produk yang biasa dikonsumsi dan mengandung kadar air yang bervariasi.

Berdasarkan The Daily Mail, penelitian ini menemukan bahwa makanan yang mengandung kadar garam dan gula yang lebih tinggi lebih sedikit mengandung bakteri yang berbahaya setelah dijatuhkan. Sementara buah-buahan kering langsung disergap oleh bakteri berbahaya setelah lima detik, dan pasta mulai didatangi bakteri setelah tiga detik.

Beberapa penelitian telah mencoba membuktikan aturan “lima detik” ini, begitu juga salah satu acara televisi berjudul Discovery’s “Mythbusters” yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan pada jumlah bakteri yang ada pada benda yang sudah jatuh selama dua detik atau enam detik.

Intinya, setelah tiga detik, makanan Anda sudah tak aman lagi dari kuman berbahaya. Jadi, tinggalkan aturan “belum lima detik” atau bahkan “belum lima menit” itu sekarang juga. Jika makanan Anda jatuh, buang saja, jangan dimakan kembali.

Sumber: http://www.merdeka.com

Sayur Genjer Itu Lezat & Kaya Manfaat


Pringsewu Group – Banyak orang yang mulai lupa dengan tanaman yang satu ini. Padahal nama tanaman ini pernah populer di era tahun 60 an, dan hingga kini banyak dikonsumsi oleh warga pedesaan. Ya, genjer bernama Latin Limnocharis Flava ini banyak ditemui di rawa, empang, atau kolam berlumpur yang banyak airnya. Selain daunnya, bunga genjer pun sangat enak diolah menjadi lauk. Untuk daunnya biasanya dipilih daun yang muda, sedangkan untuk bunganya dengan kuncup bulat sedikit panjang di ujungnya juga diambil yang belum mekar.

Di Jawa Tengah dan Jawa Barat dikenal tumis genjer dengan tauco atau dengan oncom merah bisa juga dicampur dengan tempe. Pucuk-pucuk bunga dan daun yang muda ditumis dengan bawang merah, bawang putih, cabai rawit merah plus tambahan tauco, oncom ataupun tempe. Menumisnya harus dengan api besar agar warnanya tetap hijau cantik. Tumis genjer ini paling enak dimakan dengan nasi pulen yang hangat. Sebaiknya selagi panas mengepul, karena kalau didiamkan terlalu lama, warna tumisan akan menjadi agak kecokelatan dan sedikit  ‘lonyot’ karena genjer agak berlendir. Rasa renyah krenyes-krenyes yang sedikit liat. Selalu bikin ketagihan. 

Warna daunnya yang hijau dengan lapisan lilin sehingga terlihat mengkilat. Sifat sayur ini liat dengan rasa yang lezat. Genjer kaya akan unsur gizi. Setiap 100 g genjer mengandung energi 39 kkal, protein 1.7 g, karbohidrat 7.7 g, kalsium 62 mg, fosfor 33 mg dan zat besi 2.1 mg. Sayuran ini juga kaya akan serat yang baik untuk menjaga saluran sistem pencernaan. Jika rajin mengkonsumsi sayuran ini, dipercaya kanker kolon dan sembelit akan jauh dari Anda.  Tak hanya itu, daun dan bunganya juga berkhasiat untuk menambah nafsu makan. Kini kelezatan dan manfaat Tumis Genjer bisa anda dapatkan di salah satu cabang Pringsewu Restaurant Group, di Karaoke Keluarga & Rumah Makan Kabayan Purwokerto, Jl. Jenderal Soedirman No.520 Depan RRI Purwokerto Telp.(0281)636633, 637474.

(Dari Berbagai Sumber)